Mulai tahun ajaran 2014-15 ini, Sekolah Alam Cikeas menerapkan terobosan baru dalam pemilahan sampah. Sebelumnya sampah-sampah yang dihasilkan dikelompokkan menjadi tiga macam, yakni anorganic, untuk sampah plastik, kaleng dan kaca, organic untuk sampah kertas dan kardus, serta wet untuk sampah sisa makanan dan daun.
Namun setelah beberapa fasilitator study banding ke Jepang beberapa waktu yang lalu, muncul ide untuk membuat kategori sampah menjadi lebih detil, yaitu sampah kertas sebelah pakai, kertas dua sisi pakai, botol dan gelas plastik, karton minuman, kantong plastik, sachet, sisa makanan, styrofoam, kaleng, botol kaca, kardus susu/sereal, sampah infeksius, sampah dedaunan dan residu untuk sampah sisa yang tidak masuk ke dalam kategori di atas. Setiap area diberi tempat sampah sesuai dengan jenis sampah yang diproduksi di area tersebut. Misalnya ruang kelas hanya memerlukan 6 jenis tempat sampah, yaitu kertas dua sisi pakai, botol dan gelas plastik, karton minuman, sachet/bungkus makanan, sisa makanan, dan residu. Kertas sebelah pakai dimanfaatkan kembali untuk anak-anak menggambar. Sampah sisa makanan akan dibuat kompos atau masuk ke lubang biopori, sampah , kertas dua sisi pakai, botol dan gelas plastik, karton minuman, kantong plastik, sachet, sisa makanan, styrofoam, kaleng, botol kaca, kardus susu/sereal akan dibawa ke recycling center untuk dijual ke pengepul, sampah residu dan infeksius akan dibuang ke Tempat Penampungan Akhir (TPA). Terobosan dalam pemilahan sampah ini merupakan komitmen Sekolah Alam Cikeas untuk peduli pada lingkungan.
0 Comments
Leave a Reply. |
ManajemenSelamat datang di Sekolah Alam Cikeas, Sekolah terdepan yang mencetak generasi pemimpin berkarakter. Arsip
March 2018
Kategori
All
|Manajemen Sekolah Alam CikeasSekolah berkualitas, unggulan, favorit dan terbaik.
|